Tidak hanya wisata alam, di Kota Yogyakarta anda bisa menemukan deretan wisata sejarah berupa candi, salah satunya yaitu Candi Ratu Boko. Candi ini dikenal juga dengan nama Situs Ratu Boko atau Keraton Ratu Boko.
Sejarah Singkat Candi Ratu Boko
Candi ini disebut pula dengan nama Keraton Ratu Boko lantaran menurut legendanya, situs ini adalah istana dari Ratu Boko yang merupakan ayah dari Roro Jonggrang. Menurut sejarahnya, situs tersebut dibangun sekitar abad ke-8 oleh seorang beragama Budha bernama Wangsa Syailendra.
Namun Situs Candi Ratu Boko omo kemudian diambil alih oleh raja-raja dari Mataram Hindu. Peralihan kekuasaan tersebut membuat bangunan keraton ini dipengaruhi oleh Buddhisme dan Hinduisme.
Di candi ini ditemukan pula prasasti Abhayagiriwihara yang berangka tahun 792 M. Menurut prasasti ini, Keraton Ratu Boko menjadi tempat Rakai Panangkaran mengundurkan diri dari raja Mataram.
Pemugaran situs ini sendiri dilakukan sejak tahun 1938 lalu pada masa penjajahan. Lalu dilanjutkan kembali sejak tahun 1952 oleh pemerintah Indonesia setelah merdeka. Sekarang anda bisa melihat Keraton Ratu Boko yang berdiri di atas lahan luas, dan terdiri atas beberapa bangunan.
Arsitektur Situs Ratu Boko
Candi Ratu Boko Yogyakarta terdiri atas 2 gerbang yakni gerbang dalam dan gerbang luar, yang terletak pada bagian sebelah barat. Gerbang bagian luarnya mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dan disusun dengan gapura paduraksa. Masuk Ke dalam gerbang, anda akan menjumpai kompleks bangunan batu kapur dan batu putih yang menyerupai candi.
Kompleks tersebut berada di bagian timur laut dan bagian atasnya sudah hilang. Semakin ke dalam, kompleks Keraton Ratu Boko memiliki candi pembakaran dan sumur suci. Dinamakan candi pembakaran karena di sana pernah ditemukan abu bekas pembakaran. Candi pembakaran ini terbuat dari batu andesit dan berada di bagian depan.
Dari Candi Pembakaran, para pengunjung bisa dengan mudah melihat ke arah sumur suci. Sumur suci yang ada kompleks Candi Ratu Boko memiliki kedalaman hingga 2 meter pada musim kemarau. Biasanya sumur tersebut dimanfaatkan untuk upacara keagamaan bagi masyarakat setempat yang dilangsungkan di Candi Pembakaran.
Cek juga ini guys :
Pertunjukan Tari Sumunaring Abhayagiri
Saat berkunjung ke Candi Prambanan, biasanya para wisatawan akan disuguhi pagelaran sendratari Ramayana. Anda pun akan disuguhi pagelaran tari jika berkunjung ke Keraton Ratu Boko. Di sini menawarkan pertunjukan tari Sumunaring Abhayagiri yang dilangsungkan di gerbang utama candi.
Karena dilakukan di gerbang utama, pengunjung bisa melihat latar megahnya candi yang begitu menawan dan seolah melengkapi tarian yang disuguhkan.
Tari Sumunaring Abhayagiri sendiri menceritakan mengenai kehidupan keluarga kerajaan, sekaligus berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Pentas ini lazimnya dilakukan hanya satu tahun sekali pada bulan Juni.
Panorama Alam Candi
Ketika mengunjungi Candi Ratu Boko, anda tidak hanya disuguhi cerita sejarah yang menarik untuk disimak. Namun panorama alam di sekitar kompleks candi ini juga akan memanjakan mata.
Situs Ratu Boko berada di atas bukit yang mempunyai ketinggian mencapai 200 meter di atas permukaan laut. Sehingga kawasan ini sering dijadikan sebagai tempat untuk menikmati sunset.
Untuk menarik wisatawan, di kawasan Situs Ratu Boko dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat memanjakan para pengunjung. Seperti gazebo, restoran, mushola, toko souvenir, toilet bersih, hingga papan informasi. Sehingga anda bisa menikmati semua pesona dari situs bersejarah tersebut dengan lebih nyaman. Tertarik untuk berkunjung ke sini ?
Baca juga :