Ritual dalam Pembuatan Kapal Phinisi sangat unik. Kapal laut tradisional ini sangat melegenda, dan kini banyak digunakan untuk hotel terapung atau kapal pengirim barang.
Pembuatan Kapal Phinisi ini pun masih dengan cara tradisional atau langsung menggunakan tangan. Kayu untuk membuat Phini berasal dari pohon welengreng atau pohon dewata.
Kapal Phinisi Khas Suku Bugis
Kapal ini ialah kapal layar kayu tradisional khas Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Tepatnya yang ada di Desa Ara, di Kabupaten Bulukumba.
Sejak pertama kali dibuat, yakni oleh Sawerigading, seorang Putera Mahkota Kerajaan Luwu, maka proses pembuatan Kapal Phinisi Bulukumba ini sudah penuh ritual unik. Tradisi tersebut pun dilestarikan hingga kini.
Tujuan awal pembuatannya ialah untuk digunakan berlayar menuju ke negeri Tiongkok, ketika sang putra mahkota akan meminang seorang Putri Tiongkok yang namanya We Cudai.
Kini kapal kayu Phinisi tersebut banyak berguna untuk menunjang keperluan wisata di Indonesia. Misalnya sebagai hotel apung seperti yang banyak di negara asing. Sedangkan warga lokal memanfaatkannya untuk kapal angkutan barang.
Baca juga nanti yah guys :
Ritual dalam Pembuatan Kapal Phinisi
Filosofi ritual dalam pembuatan kapal Phinisi ibaratnya sebagai proses pembuatan anak. Proses berawal dengan penyatuan dua buah kayu besar sebagai lunas atau induk badan kapalnya yang melambangkan bersatunya suami dan istri. Lalu baru berkembang pada pembuatan rangka kapal dan bagian-bagian kapal yang lainnya. Jadi tanpa blueprint.
Prosesi doa berlangsung pada setiap tahapannya termasuk sejak dari awal dengan upacara Barzanji dan kenduri sebelum memulai proses pembuatan kapal. Lalu sebelum proses pembuatan lambung kapal, masyarakat akan melakukan upacara doa dan kenduri lagi dan tetua adat akan memimpin prosesi tersebut.
Kemudian pada saat peluncurannya ke laut maka hal ini ibarat proses kelahiran bayi. Pada upacara peluncuran kapal Pinisi ke laut, seorang Panrita Lopi yang akan memimpin dan mendoakan agar segala sesuatunya berlangsung lancar dan kapal bisa bermanfaat serta senantiasa selamat mengarungi lautan.
Sebelumnya, begitu kapal jadi maka masyarakat akan melakukan upacara Appasili, yang merupakan upacara tolak bala. Lalu baru keesokan harinya masyarakat akan melakukan lagi upacara Barzanji. Kemudian pada acara puncak upacara adat tersebut prosesi adat Ammossi. akan mengakhiri seluruh rangkaian acara
Pada prosesi ini maka pemuka adat akan membuat pusar di tengah lunas atau di bagian paling bawah kapal, sebagai tanda bahwa pada hari tersebut sudah selesai dan telah lengkap proses pembuatan kapal dan telah terlahir suatu kapal Phinisi baru yang telah siap untuk diterjunkan ke tengah lautan.
Kemudian pada proses pelepasan kapal ke lautan yang juga secara tradisional, penuh ritual unik tersebut akan melibatkan banyak orang. Bahkan hingga sekitar ratusan orang yang akan menyeret kapal Phinisi yang telah selesai tadi hingga mencapai laut secara manual dengan menggunakan tambang.
Dengan keterlibatan banyak orang dan berbagai ritual unik tersebut sehingga tak heran jika biaya pembuatan kapal tradisional tersebut pun memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Kisaran Biaya Pembuatan
Sebagai gambarannya maka biaya untuk pembuatan kapal Phinisi dengan spesifikasi kapasitas angkut 12 orang yang 5 orang adalah awak kapal, serta berkapasitas mesin 600 tenaga kuda serta tonase kotor 260 GT maka biayanya mencapai hingga 12 miliar Rupiah. Sedangkan jangka waktu pembuatannya mencapai sekitar satu tahun. Wah, sangat menakjubkan ya.
Baca juga :
Demikianlah sebagai gambaran mengenai Ritual dalam Pembuatan Kapal Phinisi tersebut. Kapal layar dari kayu khas Suku Bugis. Suatu kapal yang dalam proses pembuatannya melibatkan ratusan orang dan penuh upacara adat tradisional yang unik dan menarik.
RRC dan Australia merupakan peminat paling banyak dari luar negeri. Lalu Labuan Bajo serta Bali untuk permintaan lokalnya. Semoga dapat menambah pengetahuan Anda ya.