Tradisi upacara adat NTT masih sangat terjaga kelestariannya hingga saat ini, simak beberapa ritual adatnya dibawah ini!
Nusa Tenggara Timur adalah Provinsi yang terkenal dengan Keindahan alamnya, khususnya keindahan laut yang Berbatasan dengan Laut Flores di Utara dan Samudera Hindia di Selatan.
Provinsi yang terdiri dari Pulau-Pulau indah ini Memiliki kehadiran Budaya yang kental, salah satunya adalah tradisi upacara adat NTT. Berbagai suku, seperti Sumba, Flores, Alor, dan Timor, melakukan upacara adat NTT.
Upacara adat NTT memiliki beragam tujuan dan makna Spesifik daerah. Misalnya saja upacara adat Pasola Masyarakat Sumba yang merupakan upacara perang, Bertujuan memohon Perlindungan dan kekayaan.
Berikut beberapa tradisi upacara adat NTT yang masih dilakukan hingga saat ini.
Tradisi Upacara Adat NTT
1. Upacara Adat Reba
Adat Reba adalah upacara adat Masyarakat Ngada Terbesar di Nusa Tenggara Timur. Acara ini dirayakan oleh seluruh lapisan Masyarakat dan memiliki nilai yang mendalam.
Reba adalah acara tahunan yang Bertujuan untuk Memperingati tahun baru adat, mengungkapkan rasa syukur atas karunia tanah, Menghormati leluhur, dan Merayakan Persatuan dalam rumah adat dan suku.
Tradisi upacara adat NTT Memiliki makna moral, sosial, dan budaya yang luar biasa. Acara ini Menanamkan Keutamaan Persatuan, Perdamaian, dan gotong royong. Selain itu, upacara Reba Mempererat tali Persaudaraan dan Menumbuhkan rasa Solidaritas.
2. Upacara Elkoil Oot
Travela, Upacara Elkoil Oot adalah tradisi upacara adat NTT untuk Menyulap hujan. Upacara ini Dilakukan ketika terjadi Kekeringan di wilayah Tersebut.
Seorang tetua adat Memimpin upacara Elkoil Oot yang Meliputi doa dan ritual. Salah satu upacara yang paling penting adalah, Membunyikan Elkoil, sebuah gong pusaka yang tidak bisa diperdagangkan atau dibunyikan Sembarangan.
Gong turun temurun ini diduga Mempunyai Kemampuan Memanggil hujan. Oleh karena itu, Masyarakat NTT Menganggap, Membunyikan gong pusaka akan Mendatangkan hujan dan Mengakhiri Kekeringan.
Baca juga nanti:
- Hidden Gem Wisata NTT 8 Destinasi yang Wajib Dikunjungi
- Kuliner Khas NTT
- Fakta Unik Danau Kelimutu 8 Paling Menarik Untuk Diketahui!
3. Ritus Pasola
Di Sumba bagian barat, warga Merayakan musim tanam padi melalui upacara adat yang dikenal dengan Pasola. Tradisi upacara adat NTT ini adalah ritual untuk Menghormati Marapu, memohon ampunan, Kekayaan, dan hasil panen yang banyak.
Pada acara Pasola, dua Kelompok pemuda dari suku atau desa berbeda Menunggang kuda dan saling melempar lembing kayu. Lembing dibuat dari dri kayu pohon Beringin yang diruncingkan dan diasah.
Ritual Pasola biasanya berlangsung selama Beberapa hari dan Berpuncak pada Pertunjukan seni dan budaya Sumba. Upacara Pasola adalah salah satu daya tarik paling Terkenal di Nusa Tenggara Timur.
4. Upacara Zairo
Travela, Zairo adalah tradisi upacara adat NTT yang Dilakukan oleh Masyarakat Sumba Barat. Upacara ini dimaksudkan untuk meminta maaf kepada Dewi Padi yang dianggap sebagai Pelindung tanaman padi.
Selain itu, acara ini Merupakan upaya untuk Menghimbau keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Upacara Zairo dilakukan pada saat tanaman padi Mengalami gagal panen yang diduga dipicu oleh Sambaran petir.
Penduduk Sumba Barat percaya bahwa ruh atau roh dari padi yang hangus Tersambar petir akan berkelana tanpa henti. Oleh karena itu, upacara Zairo dilakukan untuk Membangkitkan kembali jiwa atau Semangat padi.
Upacara Zairo Biasanya diadakan di rumah adat, di kebun atau di daerah yang terjadi Kegagalan panen. Perayaan Zairo Biasanya Melibatkan seluruh Keluarga dan anggota Masyarakat.
Pada tradisi upacara adat NTT ini, Masyarakat akan berdoa dan Memberikan Persembahan kepada Dewi Padi. Persembahan biasanya berupa hewan kurban seperti Ayam atau Babi, serta makanan dan minuman.
5. Upacara Penti
Travela, Upacara Penti adalah upacara adat yang dilakukan Masyarakat Manggarai Nusa Tenggara Timur untuk Mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang Berlimpah.
Pesta adat ini dirayakan setiap tahun pada bulan Juli, Agustus, September, atau sebelum Desember. Masyarakat Manggarai percaya bahwa Bulan-bulan Tersebut Menentukan Keberhasilan panen pada tahun berikutnya.
Dalam acara Tersebut, Penti Mempersembahkan hewan kurban antara lain Babi jantan dan Ayam jago. Babi jantan Melambangkan Kekuatan dan Kegigihan dalam merawat kebun, Sedangkan ayam jantan melambangkan waktu dan alam.
Upacara Penti adalah salah satu tradisi upacara adat NTT penting Masyarakat Manggarai, yang Merupakan bentuk Apresiasi terhadap Tuhan, Leluhur, Lingkungan, dan sesama manusia.
6. Adat Lepa Bura
Ritual Lepa Bura adalah upacara adat yang dilakukan Masyarakat Lamaholot Nusa Tenggara Timur untuk Menyambut padi yang baru dipanen. Awalnya upacara Lepa Bura Dilakukan oleh Masyarakat Lamaholot yang Menganut Kepercayaan adat.
Upacara ini memohon Keselamatan dan Kesejahteraan kepada Lera Wulan Tana Ekan, Penguasa Langit dan Bumi. Menyusul Berdirinya agama Katolik di Nusa Tenggara Timur, upacara Lepa Bura mengalami Perubahan untuk Menghormati Yesus Kristus.
Upacara Lepa Bura sering Diadakan selama Beberapa hari. Pada hari pertama, masyarakat akan berkumpul di rumah kepala desa untuk Beribadah dan memberikan persembahan kepada Tuhan, serta berpantang dan berpuasa terhadap hasil kebun segar.
Di hari kedua, Masyarakat akan menari dan Menyanyikan musik Tradisional. Pada hari ketiga, Masyarakat akan membagi hasil Panennya kepada seluruh Masyarakat.
7. Se’i, Daging Asap Khas Rote
Nenek moyang masyarakat NTT menggunakan cara pengasapan untuk menjaga kualitas daging sapinya. Teknik ini membuahkan hasil berupa makanan khas NTT yaitu Se’i.
Se’i adalah produk daging asap khas salah satu kabupaten di NTT, Kabupaten Rote Ndao. Se’i berasal dari bahasa daerah Rote yang berarti daging sapi yang dipotong kecil-kecil memanjang dan diasap di atas bara panas hingga matang.
Produk daging Sapi Se’i mempunyai aroma yang khas, warna merah, tekstur halus, dan rasa yang lezat.
8. Upacara Bijalungu Hiu Paana
Travela, Bijalungu Hiu Paana adalah tradisi upacara adat NTT yang dirayakan masyarakat Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, pada akhir bulan Februari. Upacara ini merayakan musim baru dan berdoa untuk hasil panen yang melimpah.
Perayaan ini meliputi berbagai upacara, antara lain pemotongan ayam oleh Rato Marapu, pemimpin upacara Marapu, serta upacara Kabaena Kebo (melempar kerbau) dan Teung (memotong kerbau).
Masyarakat Wanokaka sangat menghargai warisan budaya mereka, termasuk upacara Bijalungu Hiu Paana. Upacara ini mencerminkan kepercayaan, adat istiadat, dan nilai-nilai masyarakat setempat.
9. Aksara lota
Selain makanan khasnya, NTT mempunyai Aksara asli yang dikenal dengan aksara Lota. Jadi, Aksara Lota banyak digunakan oleh masyarakat suku Ende yang beragama Islam.
Menurut situs resmi Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan RI, aksara Lota pertama kali muncul di Ende sekitar abad ke-16, pada masa pemerintahan Raja Goa XIV, I Mangngarangi Daeng Manrabia atau dikenal Sultan Alaudin (1593-1639).
Aksara Lota adalah keturunan langsung dari aksara Bugis. Namun ada delapan aksara Lota Ende yang tidak muncul dalam aksara Bugis, Bha, Dha, Fa, Gha, Mba, Nda, Ngga, dan Rha. Namun aksara Lota Ende tidak mempunyai enam aksara Bugis: Ca, Ngka, Mpa, Nra, Nyca, dan Nya.
Baca Informasi menarik lainnya:
- Upacara Adat di Indonesia 9 Paling Populer
- Upacara Adat Bali Yang Jangan Terlewati Saat Berada Di Bali
10. Seni Tari Bonet
Travela, Tari Bonet adalah tarian yang selalu hadir dalam kegiatan adat dan budaya suku Dawan di NTT.
Tarian ini hampir selalu hadir dalam kegiatan dan acara adat masyarakat Dawan, seperti upacara kelahiran, pernikahan, kematian, upacara pembangunan rumah, ucapan hujan, dan lain sebagainya.
Kata bonet berasal dari beberapa kata bahasa Dawan, antara lain Na Bonet yang berarti “mengepung, mengurung, mengelilingi, atau melingkari”. Hal ini sesuai dengan formasi menari melingkar.
Tari Bonet dibedakan dari formasinya yang melingkar serta penggunaan puisi atau pantun yang mencerminkan kekayaan sastra lisan suku Dawan. Tradisi upacara adat NTT ini sangat menarik lho!
Upacara-upacara ini mencerminkan kepercayaan, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat NTT. Setiap upacara tidak hanya mencerminkan kepercayaan dan tradisi, tetapi nilai mendalam yang berkontribusi terhadap identitas masyarakat NTT.
Nah itu dia informasi mengenai tradisi upacara adat NTT, semoga bermanfaat ya teman-teman, Travela!