Home ยป Jawa Timur ยป Kelenteng Malang Tertua | Kelenteng Eng An Kiong

Kelenteng Malang Tertua | Kelenteng Eng An Kiong

kelenteng malang tertua

Keindahan dan pesona Malang tidak bisa dipisahkan dari sejarah dan budayanya, simak informasi selengkapnya mengenai Kelenteng tertua di Malang. 

Estimated reading time: 11 minutes


Kelenteng Malang Tertua – Kelenteng Eng An Kiong terletak di jantung kota Malang, tepatnya di Jl. Laksamana Martadinata, Kota Lama. Kuil ini terletak di sebelah Pasar Besar, salah satu lokasi wisata belanja paling populer di kota ini.

Struktur yang tidak biasa pada bangunan tua ini menambah daya pikatnya. Sesampainya di kawasan pura, Anda akan disambut oleh sebuah gerbang tinggi yang menonjol dibandingkan bangunan lain di kawasan tersebut.

Kelenteng ini tidak hanya sekedar tempat sembahyang, namun menjadi pusat kegiatan kebudayaan Tionghoa di Malang. Apakah Anda ingin mengetahui hal menarik apa yang bisa di lakukan di Kelenteng Malang Tertua  ini?

Kelenteng Malang Tertua

Jika melihat struktur bangunannya yang masih kokoh, Anda pasti tidak pernah menyangka bahwa usianya sudah mencapai 193 tahun. Karena itulah kelenteng ini ditetapkan sebagai situs cagar budaya di Malang.

kelenteng eng an kiong
Source: tlharysantoso

Letnan Kwee Sam Hway, keturunan ketujuh jenderal pada masa Dinasti Ming Tiongkok, konon membangun kuil ini pada tahun 1835. Kesan pertama, konstruksi dan bentuk bangunan kuil ini menyerupai bangunan Tiongkok, dilengkapi dengan pilar-pilar tinggi dan ornamen yang unik.

Meskipun memiliki bangunan khas Tiongkok, struktur Kelenteng Eng An Kiong menggabungkan unsur Eropa. Pengunjung kuil ini akan disuguhi banyak lukisan dengan nilai seni yang luar biasa, sehingga menambah keindahan Kelenteng Malang Tertua ini.

Selain kelenteng Eng An Kiong, Malang memiliki banyak bangunan yang memiliki arti penting bagi sejarah dan budaya. Bangunan bersejarah ini berpotensi menjadi salah satu lokasi wisata terpopuler di Malang dan menarik semakin banyak pengunjung.

Kelenteng Eng An Kiong dikenal sebagai Kelenteng Tri Dharma, selain struktur strukturnya yang tidak biasa. Artinya, Kelenteng Malang Tertua ini bisa digunakan untuk beribadah 3 agama berbeda: Budha, Tao, dan Konghucu.

Baca informasi menarik lainnya:

Keberagaman budaya dan agama di kelenteng ini menjadi salah satu faktor yang menarik perhatian pengunjung. Tiga ritual keagamaan yang berbeda bisa disaksikan dalam satu lokasi. Nama Eng An Kiong sendiri mempunyai makna mendalam, yakni Istana Keselamatan Abadi.

Pembangunan Kelenteng Eng An Kiong dibagi menjadi dua tahap. Periode pertama dimulai pada tahun 1835 dengan pembangunan ruang tengah dan mushola, dan dilanjutkan dengan pembangunan bagian lainnya antara tahun 1895 hingga 1934 yang dilakukan secara bertahap. Meski usianya hampir dua abad, konstruksi bangunan candi tetap kokoh dan terawat.

Tradisi Kebudayaan di Kelenteng Eng An Kiong

Kelenteng Eng An Kiong masih menjadi tempat sembahyang dan titik pusat kegiatan keagamaan dan budaya Tionghoa di Malang hingga saat ini. Selain beribadah, Anda bisa menyaksikan pertunjukan unik seperti Wayang Potehi.

Wayang Potehi adalah salah satu bentuk kesenian tradisional Tiongkok yang terbuat dari kain dan dioperasikan dengan tangan. Saat berkunjung ke Kelenteng Eng An Kiong, Anda mungkin akan melihat tempat di mana pertunjukan ini sering diadakan. Seperti menonton pertunjukan wayang!

Anda tidak hanya bisa menonton pertunjukan wayang khas Tiongkok di sini, tetapi bisa mendapatkan ramalan nasib! Pengunjung bisa mengikuti Ciamsi atau ramalan, ini merupakan kegiatan unik dan menghibur di kawasan kelenteng ini. Cocok sekali bagi Anda yang menyukai wisata budaya.

Selain itu, ritual dan upacara keagamaan diadakan di Kelenteng Malang Tertua ini secara rutin. Upacara Sedekah Bumi yang diadakan pada tanggal 7 bulan 15 penanggalan lunar, merupakan salah satu hal yang menarik perhatian.

Selain mengucapkan terima kasih kepada para leluhur, momen ini digunakan untuk membagikan sembako kepada wisatawan yang datang beribadah dan masyarakat setempat.

Kelenteng ini menyajikan makanan tradisional seperti lontong, telur, dan sayur rebung saat perayaan Cap Go Meh. Seluruh wisatawan yang datang merayakan hari terakhir Tahun Baru Imlek akan disuguhi hidangan ini.

Jika ingin berkunjung, Anda bisa langsung datang dan menikmati keindahan serta keunikan Kelenteng Malang Tertua. Untuk menjaga kekhusyukan ibadah di kuil ini, pihak pengelola memberi kebijakan untuk tidak mengambil foto di sekitar kelenteng.

Fakta Menarik Klenteng Eng An Kiong

Selain usianya hampir dua abad dan masih berdiri hingga saat ini, apakah Anda ingin tahu fakta menarik Kelenteng Malang Tertua lebih lanjut? Yuk daripada penasaran, simak terus informasi dari kami!

1. Kelenteng Tertua di Malang Tahun 1825

Liuten Kwee Sam Hway mendirikan Kelenteng Eng An Kiong pada tahun 1825. Kelenteng ini berusia 198 tahun, hampir dua abad, dan merupakan kelenteng tertua di Malang.

kelenteng malang tertua eng an kiong
Source: tlharysantoso

Selain itu, diperkirakan adalah peninggalan sejarah keturunan tujuh jenderal Dinasti Ming. Ya, Liutenant Kwee Sam Hway adalah anggota militer.

Kelenteng ini dibangun dalam dua periode, 1825 dan 1895-1934. Bentuknya berupa pembangunan ruang tengah pada periode pertama. Sedangkan pada periode kedua, menyelesaikan bangunan lain.

Eng An Kiong adalah persembahan kepada Dewa Bumi yang berarti โ€œistana keselamatan dalam keabadian Tuhanโ€. Ada patung Dewa Bumi dari kayu jati berlapis emas yang diangkut dari Tiongkok dan masih ada sampai sekarang.

2. Arsitektur Tradisional Tiongkok & Sentuhan Eropa

Struktur Kelenteng Eng An Kiong menempati lahan seluas 5.000 meter persegi. Di setiap sudut ruangan terdapat 99 kiem siem atau patung dewa dan dewi. Sementara itu, arsitekturnya memadukan desain tradisional Tiongkok dengan sentuhan Eropa.

Atap pelana palu sejajar memiliki bentuk atap melengkung yang merupakan salah satu ciri arsitektur Tiongkok. Bentuk ini tidak hanya terdapat pada bangunan candi saja, namun juga pada gerbang masuknya. Sedangkan gaya Eropa bisa ditemukan pada kerangka konstruksinya.

Setiap sudut bangunan memiliki pilar-pilar yang dihiasi ukiran, seperti ukiran naga, di bagian depan. Bagi orang Tiongkok, naga melambangkan kekuatan. Anda bisa melihat altar yang ditata apik dengan berbagai persembahan.

Warna merah dan kuning keemasan mendominasi Kelenteng Malang Tertua. Warna merah melambangkan makna kehidupan, kebahagiaan, dan keberanian. Sedangkan kuning keemasan dikaitkan dengan keagungan.

3. Hampir 90% bangunan mempertahankan keaslian

Ingin melihat keaslian kelenteng yang berusia hampir dua abad ini? Jangan khawatir, sekitar 90% bangunannya masih mempertahankan keasliannya. Ini terdiri dari pilar-pilar yang sudah berdiri kokoh sejak awal berdirinya.

Di dalam kuil, Anda bisa menemukan prasasti Tiongkok. Prasasti tersebut mencantumkan tahun pembangunan serta nama-nama pihak yang membantu pembangunan kelenteng.

Selanjutnya, Kelenteng Eng An Kiong saat ini menjadi salah satu bangunan bersejarah dan situs warisan budaya Malang. Sehingga bersama sejumlah tempat ibadah lainnya, seperti Gereja Katedral St. Our Lady of Mount Carmel (Gereja Ijen) dan Gereja Paroki Hati Kudus Kayutangan, sehingga tetap terjaga kelestariannya.

4. Terdaftar Tri Dharma Candi

Apakah Anda percaya bahwa kelenteng hanyalah tempat ibadah bagi kalangan yang beragama Konghucu? Tidak demikian halnya karena beberapa kelenteng adalah kelenteng Tri Dharma.

Beberapa kuil, tidak seperti kelenteng lainnya, memiliki patung dan stupa Buddha. Ada pula yang tampak seperti kelenteng namun arsitekturnya berbeda. Vihara bergaya tradisional Tiongkok biasanya dipadukan dengan kearifan lokal.

Yuk baca destinasi lainnya:

Alamat, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Saat memasuki wilayah Kelenteng Malang Tertua, Anda akan melihat lingkungan yang tenang dan sakral. Warna utamanya adalah merah tua dan emas, yang menambah kesucian bangunan seluas sekitar 5000 meter ini.

Kolam dengan sekumpulan ikan koi cantik di salah satu sudutnya memberikan suasana khas dan unik pada tempat ini. Berikut adalah informasi mengenai Alamat, jam operasional, dan tiket masuknya:

Lokasi: Jl. R.E. Martadinata No.1, Kotalama, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur 65118

Jam Operasional: 08.00 โ€“ 21.00 WIB

Tiket Masuk: Gratis

Parkir: Rp 3.000 (Motor) – Rp 5.000 (Mobil)

Kelenteng yang menjadi tempat ibadah lintas agama dan destinasi wisata budaya ikonik di Malang ini memiliki lahan parkir luas yang mampu menampung kendaraan pengunjung dan jamaah. Tak perlu khawatir soal parkir, ya!

Yuk Liburan Sejarah ke Klenteng Eng An Kiong

Keberagaman agama dan budaya kelenteng ini unik dan bisa menarik perhatian wisatawan. Selanjutnya, Anda bisa menyaksikan beberapa praktik keagamaan dalam satu lokasi. Tak heran jika Kelenteng Malang Tertua atau Eng An Kiong menjadi destinasi wisata religi dan budaya sekaligus tempat peribadatan, tertarik untuk berkunjung?

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.